Di tengah pesatnya perkembangan kota, masih ada masyarakat yang teguh menjaga adat dan tradisi leluhurnya. Salah satunya adalah Kampung Adat Cireundeu, yang terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Kampung ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata budaya unik di Indonesia karena mempertahankan kearifan lokal dan nilai-nilai hidup tradisional di tengah arus modernisasi.
Selain keindahan alamnya yang memanjakan mata, Kampung Adat Cireundeu memiliki daya tarik utama berupa gaya hidup masyarakat yang sederhana, mandiri, dan penuh filosofi. Bahkan, masyarakat di sini terkenal dengan pola makan yang berbeda: mereka tidak mengonsumsi nasi dari padi, melainkan dari singkong.
Artikel ini akan membahas secara lengkap sejarah, lokasi, keunikan, hingga tips berkunjung ke Kampung Adat Cireundeu, sehingga Anda bisa mengenal lebih dekat warisan budaya yang luar biasa ini.
Kampung Adat Cireundeu sudah ada sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Nama “Cireundeu” sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu “reundeu” yang berarti sejenis pohon yang dulu banyak tumbuh di wilayah ini. Pohon reundeu dianggap memiliki banyak manfaat, sehingga namanya diabadikan menjadi nama kampung.
Secara historis, masyarakat Cireundeu adalah keturunan dari para leluhur yang mendiami kawasan ini secara turun-temurun. Mereka mengembangkan adat istiadat, tata cara hidup, dan sistem sosial yang berpijak pada filosofi Sunda Wiwitan, yaitu ajaran asli masyarakat Sunda sebelum masuknya agama-agama besar.
Walaupun sekarang sebagian besar penduduk Cireundeu memeluk agama formal seperti Islam, nilai-nilai Sunda Wiwitan masih melekat dalam kehidupan sehari-hari mereka, terutama dalam hal pelestarian alam, gotong royong, dan kemandirian pangan.
Kampung Adat Cireundeu terletak di:
Untuk menuju ke kampung ini, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Rute umum dari Kota Bandung:
Akses jalan sudah cukup baik, namun sebagian jalur menuju area inti kampung cukup sempit, sehingga wisatawan disarankan menggunakan motor atau berjalan kaki saat sudah dekat.
Ada banyak hal yang membuat kampung ini begitu unik dan layak dikunjungi.
Keunikan paling terkenal adalah pola makan masyarakat yang tidak mengonsumsi nasi dari beras. Mereka menggantinya dengan rasi (beras singkong). Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1918 ketika padi sulit diperoleh. Filosofinya adalah kemandirian pangan dan tidak bergantung pada beras sebagai sumber utama karbohidrat.
Rasi memiliki keunggulan:
Rumah-rumah di Cireundeu masih mempertahankan gaya tradisional Sunda dengan bahan utama bambu, kayu, dan anyaman. Atap biasanya menggunakan ijuk atau genteng tanah liat, sementara lantai terbuat dari papan kayu. Meskipun sebagian sudah memodifikasi dengan bahan modern, bentuk dan tata ruang tetap mempertahankan nilai adat.
Beberapa upacara adat rutin dilaksanakan di sini, seperti:
Upacara ini biasanya diiringi tarian tradisional, gamelan, dan kidung Sunda yang sarat makna.
Masyarakat Cireundeu memiliki aturan adat untuk tidak menebang pohon sembarangan dan menjaga keseimbangan ekosistem. Lahan pertanian mereka didominasi oleh singkong, sayuran, dan tanaman obat.
Kehidupan sosial di kampung ini sangat erat. Masyarakat saling membantu dalam membangun rumah, mengolah lahan, atau menggelar acara adat. Hal ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan komunal yang hangat.
Berwisata ke kampung adat ini tidak hanya soal melihat pemandangan, tapi juga mengalami langsung kehidupan tradisional.
Wisatawan bisa belajar cara membuat rasi dari singkong, mulai dari proses panen, pengupasan, pengeringan, hingga penumbukan.
Beberapa makanan khas yang bisa dicicipi:
Penduduk setempat membuat anyaman bambu, topi caping, dan peralatan rumah tangga tradisional yang bisa dibeli sebagai suvenir.
Jika berkunjung saat ada perayaan adat, Anda bisa ikut menyaksikan prosesi ritual yang penuh simbol dan makna.
Kawasan sekitar kampung memiliki jalur trekking ringan dengan panorama alam pegunungan yang sejuk.
Ada tiga prinsip hidup utama masyarakat Kampung Adat Cireundeu:
Filosofi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin belajar nilai kehidupan dari masyarakat adat.
Kampung Adat Cireundeu memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekowisata dan wisata budaya di Jawa Barat. Konsep ini memadukan pelestarian alam, tradisi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Beberapa program ekowisata yang bisa dikembangkan:
Agar kunjungan Anda lebih nyaman dan berkesan:
Kampung Adat Cireundeu adalah salah satu destinasi wisata budaya unik di Jawa Barat yang menawarkan pengalaman berbeda dari sekadar liburan biasa. Dengan tradisi makan singkong sebagai sumber utama pangan, upacara adat yang sarat makna, serta keramahan penduduknya, kampung ini mampu mengajarkan banyak hal tentang kemandirian, kebersamaan, dan pelestarian alam.
Berkunjung ke Cireundeu bukan hanya soal menikmati keindahan alam dan budaya, tapi juga kesempatan untuk belajar hidup selaras dengan alam. Di tengah modernisasi yang serba cepat, Kampung Adat Cireundeu menjadi pengingat bahwa menjaga warisan leluhur adalah bagian penting dari identitas bangsa.